• This is slide 1 description. This Blogger Template is Designed By NewBloggerThemes.com. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description. For More Blogger Templates, please visit NewBloggerThemes.com . If you need a premium blogger template or customize this template then contact me . I will do a greate design for you[...]

  • This is slide 2 description. This Blogger Template is Designed By NewBloggerThemes.com. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description. For More Blogger Templates, please visit NewBloggerThemes.com . If you need a premium blogger template or customize this template then contact me . I will do a greate design for you[...]

  • This is slide 3 description. This Blogger Template is Designed By NewBloggerThemes.com. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description. For More Blogger Templates, please visit NewBloggerThemes.com . If you need a premium blogger template or customize this template then contact me . I will do a greate design for you[...]

Jumat, Maret 14, 2014

Syaikh Dr. Khalid Al Mushlih:

Beliau bercerita sendiri dalam muhadharah beliau, ketika beliau masih berstatus mahasiswa di al qashim, beliau mendatangi majlis syaikh al 'utsaimin. setelahnya dari majlis tersebut, beliau menghampiri syaikh 'utsaimin yang hendak pulang ke rumah syaikh 'utsaimin, karena syaikh 'utsaimin selalu berjalan kaki dari rumah ke tempat kajian begitu pula sebaliknya. ditengah jalan pemuda itu nekat memberanikan diri untuk bertanya, 'syaikh apakah antum mempunyai anak perempuan?',
ketika mendengar pertanyaan pemuda tersebut, syaikh 'utsaimin berubah mimik mukanya dan bertanya, 'ada apa akh?',
pemuda itu menjawab, 'kalau ada, ana berniat meminangnya, bolehkah ana meminangnya?...

lalu apa yang dilakukan syaikh utsaimin? apakah beliau bertanya usaha bapak kamu apa? kamu sudah hafal hadits berapa? sebelumnya kamu lulusan apa? gaji kamu berapa? tabungan kamu berapa?
Bahkan syaikh 'utsaimin tidak memberikan sebuah pertanyaanpun kepada pemuda ini, syaikh 'utsaimin hanya berkata, "Tunggulah kabar dariku, Insya Allah akan aku telephon..."

Lalu dalam hari-hari penantian kabar tersebut, pemuda ini mengalami kegelisahan juga, satu hari berlalu, dua hari berlalu, hingga sepekan berlalu, beliau bertanya dalam hati, "apakah syaikh lupa ya, perlukah saya mengingatkannya?", namun pemuda ini teringat perkataan syaikh yang menyuruhnya menunggu...
Hingga akhirnya sebulan setelah peristiwa itu ada telephone yang dialamatkan ke asrama, namun kebetulan pemuda ini sedang kuliah. akhirnya dari pihak asrama menyampaikan ke pemuda ini bahwa beliau dicari oleh syaikh 'utsaimin...
Dalam hati dia bertanya, "kenapa ya syaikh 'utsaimin mencariku?" karena ternyata pemuda ini sudah agak pesimis dan bahkan agak terlupakan...
Ketika beliau telp syaikh 'utsaimin, beliau bertanya, "ada apa syaikh?" "ana ingin melanjutkan pembicaraan kita waktu itu akhi?", "pembicaraan yang mana syaikh?",
"pembicaraan ketika anta menyusul ana di jalan...
akhi silahkan kamu lanjutkan prosesnya?!!!",
pemuda itupun terkejut, ternyata syaikh 'utsaimin masih mengingatnya dan beliaupun akhirnya membalas pernyataan syaikh 'utsaimin dengan terbata-bata,
"syaikh, perkenankan ana mengabari orang tua ana terlebih dahulu untuk kelanjutannya...",

"silakan akhi, ana tunggu kedatangan kalian..."
karena ternyata pemuda yang bermodal nekat ini juga belum memberitahukan orangtuanya kalau beliau hendak melamar anak syaikh 'utsaimin...

Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan syaikh 'utsaimin selama satu bulan tersebut?
Inilah adab 'ulama yang harus dicontoh oleh wali seorang anak perempuan...
Syaikh 'utsaimin ternyata menyelidiki sendiri tentang pemuda ini, dari pergaulannya, bagaimana dimata teman-temannya, dimata gurunya, bagaimana keseriusan dalam belajarnya, prestasinya di kampus, latar belakang keluarganya... itu beliau lakukan sendiri...?!!!
Bukannya langsung ditanyakan kepada pemuda itu di tempat itu dan saat itu juga... Dan akhirnya setelah mengetahuinya dengan jelas, barulah beliau memutuskannya setelah bermusyawarah dengan keluarga beliau pastinya...
Pemuda ini adalah Syaikh Dr. Khalid Al Mushlih

"Maasha Allah..."

(Dari status Umar Saleh Bajeber)

Ket: Foto diatas hanya illustrasi

Senin, Maret 03, 2014

سُئل حكيم: ما هي أفضل 3 نصائح توجهها لمن تهتم بمصلحته؟ فقال: تقبل ماضيك دون ندم. وتعامل مع حاضرك بثقة. وواجه مستقبلك دون خوف!إذا خسرت الدنيا كلها وأنت مع الله فما خسرت شيئاً ، و إذا ربحت الدنيا كلها وأنت بعيد عن الله فقد خسرت كل شيء!

Seorang bijak pernah ditanya: Sebutkan tiga nasehat terbaik tuk kau hadiahkan kepada seorang sahabat yang kau inginkan kesuksesan darinya : sang bijak pun berkata:

- Lapangkan masa lalumu tanpa penyesalan, Jalani harimu saat ini penuh optimis, dan Tatap masa depanmu tanpa rasa cemas.

- Jika engkau ditakdirkan tak mendapat sedikitpun keuntungan dunia, tapi engkau selalu bersama Allah, maka sungguh sebenarnya engkau tak merugi sedikitpun.

- Jika engkau mendapatkan keuntungan dunia seutuhnya, tapi engkau jauh dari Allah, maka sungguh itulah puncak kerugian.

Uhibbukumfillah

 Ustadz Ahmad Hanafi
Rabu malam (29/2/2012) kemarin, saya terbang dengan pesawat garuda GA 324 Jakarta-Surabaya. Duduk di sebelah saya seorang bernama Yadi Sudjatmiko. Lelaki paruh baya ini menuju Malang setelah menempuh perjalanan panjang dari Oman. Ia bekerja di salah satu perusahaan minyak disana. Satu bulan sekali ia pulang ke Indonesia, berlibur satu bulan kemudian bekerja lagi satu bulan.

Banyak pelajaran yang saya peroleh dari lelaki yg telah memiliki 3 orang anak ini. Pak Yadi hanya lulusan STM, tetapi kini ia bergaji besar mengalahkan sarjana teknik yg saya kenal. Apakah itu diperolehnya dg mudah? Tidak. Setelah lulus STM ia mencari pekerjaan ke Jakarta dan Surabaya, namun yg ia dapatkan hanya jawaban,"Kalau cari kerja ke Kalimantan sana, jangan di kota besar."

Maka, iapunberangkat ke Kalimantan. Di pulau borneo itu Pak Yadi bekerja sebagai room boy di sebuah hotel kemudian berpindah sebagai driver. Saat itu ia berpikir,"Ternyata ijazah STM itu tidak ada artinya ya. Untuk bekerja di perusahaan atau kantoran saya harus memiliki sesuatu yg berbeda yg tidak mereka miliki dan lakukan. Tapi apa ya?"

Setelah berusaha mencari apa faktor pembeda itu, akhirnya ia menemukannya yaitu bangun malam 2 jam sebelum shubuh dan selalu melayani orang. "Saya yakin sedikit sarjana yg bangun malam dan sarjana yg senang melayani orang. Bangun malam saya mohon ampun dan mohon pertolongan kepada Alloh. Ditambah praktiknya siang hari melayani orang sebaik-baiknya," begitu tutur pak Yadi kepada saya.

Beberapa bulan setelah ia mempraktikkan kebiasaan ini, ia diterima di sebuah perusahaan minyak Total. Dengan ketekunannya, ia menguasai keterampilan yg jarang dikuasai orang, yaitu memasang alat-alat di dalam perut bumi. "Pekerjaan saya tidak terlihat tetapi gajinya sangat terlihat," ujarnya sambil tertawa.

Setelah bergaji besar iapun tidak lupa terus melayani orang lain, baik di perusahaannya maupun di kampungnya. Untuk melayani masyarakat sekitar, gajinya ia sisihkan untuk membeli sapi yg ia kerja samakan dengan para peternak dengan sistem bagi hasil atau"maro".

Lelaki ini terus bercerita. "Saya punya pengalaman menarik, saat saya baik sangka, menolong dan melayani peternak saya mendapat balasan lebih besar. Waktu itu salah satu sapi saya mati, peternaknya ketakutan dan berjanji mengganti. Tapi saya katakan, tidak usah mengganti, saya ikhlas. Sayapun membrinya lagi sapi untuk dipelihara. Hasilnya? Sapi yg dipelihara peternak itu melahirkannya kembar terus. Luar biasa kan?

Tak terasa, pesawat yang kami naiki mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. Sebelum berpisah ia menasihati saya, "Bangunlah setiap malam sebelum kebanyakan orang lain bangun, layanilah orang tanpa berharap balasan. Gusti Alloh ora sare (tidak tidur). Kalau anda melakukan itu. Alloh lah yg akan melayani keperluan Anda. Enak kan?

Saya kehabisan kata-kata, tertegun menatapnya hingga lupa mengucapkan kata-kata yg sudah sepantasnya ia terima. "Terima kasih pak Yadi, teman perjalananku, guruku."

Salam Sukses Mulia!
--------------

Sher dari status WA Ust. Riky Abu Musa
Subhaanalloh
S'moga Esok Lebih Baik...

102) Kita menetapkan kekhalifahan sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam; yang pertama kepada Abu Bakar ash-Shiddiq—semoga Allah meridhainya—sebagai bentuk pemuliaan terhadap beliau dan pengutamaan atas seluruh umat manusia.

Matan ke-102 ini menerangkan akidah Ahlussunnah wal Jamaah tentang para sahabat Nabi yang sangat berseberangan dengan akidah Syi’ah. Syi’ah mengklaim, sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hampir semua sahabat murtad kembali kecuali beberapa gelintir saja. Dan terkhusus tentang sahabat yang paling dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yakni Abu Bakar ash-Shiddiq, Syi’ah tidak hanya menolak kekhalifahan beliau, tetapi mereka meyakini kefasiqan, kemunafikan, dan bahkan kekafiran sahabat Nabi yang paling mulia dan paling utama ini. Mereka menyebut beliau sebagai salah satu berhala Quraisy—dan menjadikan laknat terhadap beliau sebagai suatu bentuk ibadah yang utama, menyebut beliau sebagai orang yang tidak mengetahui hukum Allah, dan mereka meyakini bahwa beliau akan menemani Namrud, Qabil, dan Fir’aun di neraka.
Memilih Namun Terpilih
Wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah musibah besar yang menimpa kaum muslimin dan amat mengguncang perasaan mereka. Bahkan rasa berat itu dirasakan oleh Umar bin Khathab, al-Faruq. Sebegitu terguncangnya, ampai-sampai Umar berkata, “Demi Allah! Yang ada dalam hatiku hanya perasaan bahwa beliau belum mati. Allah pasti akan membangkitkannya! Siapa saja yang berkata bahwa beliau sudah mati, akan kupotong kaki dan tangannya!”.

Semua sahabat diam membisu sehingga majulah Abu Bakar ash-Shiddiq. Beliau menyingkap kain yang menutup wajah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam serta menciumnya sambil berkata, “Duhai! Alangkah harum dan eloknya dirimu saat hidup dan sesudah mati. Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya! Tak bakalan Allah akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-lamanya.”
“Barang siapa di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah mati. Sedangkan siapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah Mahahidup dan tidak mati,” lanjut ash-Shiddiq.
Ahlussunnah mencatat ucapan Abu Bakar ini dengan tinta emas lantaran dengan pernyataan inilah kaum muslimin mendapatkan ketenteraman hati lagi. Banyak sahabat mengulang-ulang ayat yang dibacakan oleh Abu Bakar pada waktu itu untuk lebih menenangkan jiwa mereka. Ayat itu adalah, “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh, telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali ‘Imran: 144)

Segera jenazah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diurus oleh Ahlulbait dan Ali bin Abu Thalib, sahabat dan sekaligus menantu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang amat beliau cintai.

Sementara itu, di Saqifah Bani Sa’idah, para sahabat Anshar telah berkumpul terlebih. Mereka merasa berhak untuk menggantikan posisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam memimpin umat Islam. Sa’ad bin ‘Ubadah, salah seorang tokoh sahabat Anshar nyaris disepakati sebagai khalifah (pengganti) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk memimpin para sahabat.

Berkumpulnya para sahabat Anshar di Saqifah Bani Sa’idah terdengar oleh para sahabat Muhajirin. Lantaran telah memastikan jenazah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah diurus Ahlulbait, sementara mereka melihat ada perkara kedua yang juga amat mendesak: siapa yang memimpin mereka sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka Umar bin Khaththab dan Abu ‘Ubaydah bin al-Jarrah mengajak Abu Bakar ash-Shiddiq untuk menemui para sahabat Anshar di Saqifah. Mereka bertiga menuju Saqifah.
Para sahabat Muhajirin datang dan terjadilah perselisihan di antara dua kelompok besar ini. Dalam pandangan sahabat Anshar, mereka lebih kuat dalam membela Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan berjihad; sementara para sahabat Muhajirin merasa lebih dahulu dalam menyambut seruan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan telah teruji kesabarannya dalam menghadapi berbagai kesulitan.
Saat suasana semakin memanas Abu Bakar angkat bicara. Setelah mendahului ucapannya dengan pengakuannya tentang keutamaan sahabat Anshar dalam memperjuangkan dakwah Islam dan menjaga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Abu Bakar berkata, “Kami menjadi amir dan kalian menjadi menteri-menterinya. Janganlah kalian memfatwakan sesuatu tanpa bermusyawarah, dan kami pun tidak akan memutuskan suatu perkara dengan meninggalkan kalian.”

Namun hal itu tidak meredam suasana. Sampai ketika perselisihan semakin meruncing, Abu Bakar kembali berseru dengan suara keras membacakan hadits kepemimpinan di tangan orang-orang Quraisy. Abu Bakar segera menyusuli pernyataannya dengan permintaan kepada mereka untuk memilih Umar bin Khathab atau Abu Ubaydah bin al-Jarrah. Abu Bakar al-Baqillani menyebut tampilnya Abu Bakar lagi ini sebagai kali kedua Abu Bakar berhasil mencegah kekisruhan yang nyaris melanda kaum muslimin.
Namun yang terjadi—wallahu a’lam—lantaran keduanya menyaksikan telah dua kali Abu Bakar berhasil menenteramkan kaum muslimin yang bersitegang: Anshar dan Muhajirin, Umar bin Khathab dan Abu Ubaydah meminta Abu Bakar menjabat tangannya untuk dibaiat sebagian pemimpin kaum muslimin. Sebab Abu Bakar adalah sahabat Muhajirin yang paling mulia dan sahabat yang menyertai hijrah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan hanya beliau berdua saat tinggal di gua bersembunyi dari kejaran orang-orang Quraisy. Abu Bakar pula yang diminta oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk menggantikan beliau untuk menjadi imam shalat menggantikan beliau saat beliau berudzur. Qais bin Sa’ad—salah seorang sahabat Anshar—menjadi orang pertama yang menerima saran keduanya dan diikuti oleh seluruh sahabat Anshar selain Sa’ad bin Ubadah.
Tidak berbaiatnya sahabat Sa’ad bin ‘Ubadah dan belum berbaiatnya beberapa orang sahabat lain tidak mengurangi nilai kesepakatan para sahabat Muhajirin dan Anshar. Bahkan belakangan para ulama sepakat, barangsiapa yang tidak meyakini keabsahan kekhalifah Abu Bakar ash-Shiddiq ia telah menyelisihi ijmak dan akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
Keutamaan Abu Bakar
Mengakui keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan bagian dari keimanan kepada Allah, al-Qur`an dan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sebab, di dalam al-Qur`an Allah menjelaskan keutamaan para sahabat Muhajirin hal mana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan bahwa dibandingkan seluruh sahabat Muhajirin—bahkan seluruh sahabat—iman Abu Bakar lebih tebal.
Beliau juga pernah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling berjasa kepadaku dengan ikatan persahabatan dan dukungan hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengangkat seorang khalil -kekasih terdekat- selain Rabb-ku niscaya akan aku jadikan Abu Bakar sebagai khalil-ku. Namun, cukuplah antara aku dengan Abu Bakar ikatan persaudaraan dan saling mencintai karena Islam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Keutamaan Abu Bakar diakui oleh seluruh sahabat. Tidak sedikit di antara mereka yang ingin menandingi beliau dalam hal kebaikan. Hanya saja, tak seorang pun dapat mengalahkannya, termasuk Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abu Thalib.
Umat bertutur, “Pada suatu hari (menjelang perang Tabuk) Rasululllah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk berinfaq, dan waktu itu aku telah memiliki sejumlah harta. Maka aku bergumam, ‘Kalau ada satu hari dimana aku bisa mengalahkan Abu Bakar, inilah harinya.’ Maka aku datang dengan membawa separuh dari hartaku. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya, ‘Apa yang engkau nafkahkan kepada keluargamu?’ Kujawab, ‘Sejumlah itu.’ Kemudian datang Abu Bakar ra membawa semua yang ia miliki, dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya, ‘Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.’ Maka kukatakan pada diriku sendiri, ‘Aku memang tak pernah bisa mengalahkan Abu Bakar selama-lamanya.’.”
Mengenal ash-Shiddiq Lebih Dekat
Abu Bakar adalah seorang yang bertubuh kurus, berkulit putih, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya (sehingga kainnya selalu melorot), wajahnya selalu berkeringat, matanya hitam, berkening lebar, tidak bisa bersajak dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai maupun katam. Inilah penggambaran ‘Aisyah tentang beliau.
Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, toleran, penyabar, memiliki keinginan yang kuat, faqih, sangat bertawakkal kepada Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah.
Ash-Shhiddiq yang dua tahun lebih muda dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meninggalkan alam fana untuk selama-lamanya pada bulan Jumadal Akhirah tahun 13 H.
Semoga Allah meridhai ash-Shiddiq dan semua sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Selasa, Februari 04, 2014